Sinopsis Thirty But Seventeen ( STILL 17) Episode 20 Bagian 1
Sinopsis Thirty But Seventeen ( STILL 17) Episode 20 Bagian 1
Penulis Sinopsis : Dewi Chan
Setelah tahu jika Seo Ri belum sama sekali memiliki pacar, Pak
Choi mencoba untuk memperkenalkan putranya yang bekerja sebagai dokter
pengobatan oriental dan kebetulan dia juga belum pernah berpacaran karena
terlalu sibuk dengan studinya. Selain itu juga dia memiliki apartemen di
Gangnam. Woo Jin menguping pembicaraan mereka dari kejauhan sambil ngedumel “
Lebih baik tinggal di rumah daripada di apartemen”.
Kemudian Pak Choi menjelaskan lagi tentang putranya “ Dia
bugar dan tingginya 183 cm”, dan seketika mmebuat Woo Jin menegakkan tubuhnya
agar terlihat gagah. Namun, pekerja yang berada disebelahnya merasa heranan dengan
tingkah lakunya itu “ Kamu sedang apa?” Tanyanya. Pak Choi terus berlanjut
menceritakan tentang putranya dan mau menunjukan foto putranya. Akan tetapu Woo
Jin malah menelponnya, walaupun tahu jika dia ada dihadapnnya. “ Aku disini,
mengapa kau menelponku?” tanya pak Choi “ Ada yang ingin ku tanyakan” jawab Woo
Jin. “Apa?” tanya lagi Pak Choi. “Aku lupa” ucap Woo Jin penuh dengan
alasannya. Pak Choi memintanya untuk memberitahu jika sudah mengingatnya.
Pada saat Pak Choi mau melanjutkan ceritanya, Woo Jin
langsung mengganggunya lagi dengan cara mengukur benda-benda yang berada di
sekitR meja. Soeri merasa kurang nyaman dengan pembicaraan yang mengenai kencan
buta ini “ terimakasih telah menganggapku positif, tapi aku tak pantas
berkencan buta saat ini” ucapnya.
Woo Jin berjalan menjauh dengan meneguk minuman, dan Pak Choi
menghampirinya “Apa kerongkonganmu begitu kering?” sindirnya yang kemudian
berkata “ aku tidak pernah bisa menebak yang terlintas di benakmu, namun hari
ini pengecualian”. Seori di panggil untuk mengecek dinding buatan, namun
dindingnya hampir terjatuh saat berada didepannya. Ia sontak berteriak kaget,
hingga mengundang Woo Jin berlari mendekatinya dengan tergesa-gesa sampai-sampai
kakinya menendang kaleng cat. Konyolnya, dinding itu hanya terbuat dari
sterofoam.
Di lanjut ketika Seori duduk di luar dan Woo Jin
menghampirinya untuk memberi air “biar ku lihat lutumu. Apa ada yang terluka?” Tanyanya
dengan penuh perhatian. “Aku tidak peduli jika lututku lecet asalkan tangkan ku
baik-baik saja” jawab Seori. Seori bingug dengan penwaran yang di berikan dari
Pak Shim. Woo Jin Kepo mengenai penawaran yang di berikan Pak shim mengenaai
Seori yang menolak penawarannya. Ia meberitahu jika tidak layak untuk ikt
campur mengenai urusan ini.
Alasan Seori menolak penawarannya karena ia takut
tidak bis abermain ciolin lagi jika tangannya terluka. Dia sudah lama tidak
bermain violin, itu membuatnya tidka percaya diri lagi. Ia mersa tidak pantasn
untuk tampil di atas panggung. Ia tidak begitu saja putus asa dan berusaha
dengan keras dalam berlatih “Bolehkan aku tampil di festival itu?” tanya Seori
ke Woo Jin.
“Itu ide yang buruk, ku rasa itu bisa mengganggu pekerjaan. Maksudku
itu ide buurk jika kamu terlalu banyak memikirkannya. Bukankan kau pernah
bilang tak ada yang pernah tau apa yang akan terjadi dlam hidup kita dan harus
terus mencoba dulu? Kamu mungkin bisa beresa sesi rehatmu’ Jelas Woo Jin yang
berhasil membuat Seori begitu lega.
Sambil berjalan ke mobil, Seori meminta maaf soal kejadian
yang menumpahkan cat mengenai Wojiin sehingga sepatunya kotor. Namun, itu tidak
menjadi masalah , masalah yang sebenarnya lutu Seori yang lecet. Woo Jin meminta
Seori untuk tidak menyepelekan luka yang ada di lututnya. Woo Jin mau
membukakan pintu mobilnya tapi sayang tidak bisa terbuka, Seori pn tertawa
melihatnya “ Kamu belum menekan tombol buka” ujarnya. Seori mengungkapkan kamaunnya untuk tampil di konser. Hee
Su pun sangat mendukungnya dan mau membantunya untuk mengatur rapat
menyesuaikan dengan jadwa latihannya Seori.
Berbeda di tempat latihan, Chan kedatangan tamu yang penting
yaitu pelatih tim dayung terbaik dinegaranya. Ia memberikan kartu nama ke pada
Chan. Ini adalah kesempatan yang sangat keren, tapi cahan belum bisa meberikan
jawaban, karena ia lebih berfokur pada berlatih untuk menjadi juara.
Chan pergi meninggalkan kedua temannya, mereka hanya bisa
mengeluh “ dia menjadi sangat tekun, aku sangat iri padanya. Selalu mendapatkan
mendali. Hanya tim profesional dan tim kampus
terbaik yang tegil-gila untuk melatihnya. Astaga, aku seharunya memenangi stau
mendali. Pasti rsaanya sangat menyenangkan jika kita berfoto dan setiap orang
memegang mendali”.
Chan datang kembali menghampiri mereka dengan penuh semangat,
dia mengajak sahabatnya untuk berlatih dan menjadi juara.
“dia benar, apabilamau mengalahkan Jin Woon, kita harus
fokus pada kompetisi tunggal”
“ Woi, aku Yoo Chan. Jangan khawatir soall perasaan kalian,
jika ingin mendalai ya harus menang saja!”
Sedangkan hal yang terjadi pada Seori pada saat itu ia
menatap foto keluarganya, lalu berkata “ Ibu, ayah aku akan beres sesi rehatku,
lihat kau ya?”. Chan pulang dan melhat Seori yang sedang berlatih violin di
halaman. Ia begitu kaget dan terpukau dengan kelihaian Seori dalam memainkan
violinnya. “Chan, kapan kamu datang? Sudah lama kah? Sennag bisa bertemu
denganmu” ujarnya
“Bravo, luar biasa sekali. Bibi telah menyentuh hatiku,
sangat genius. Memangnya bibi sudah mmeperbaiki violin?” ucap Chan. “Ya,
bagaimana dengan latihanmu?” Seori balik bertanya “ Banyak hal yang ingin kuceritakan”.
Bagaimana menurut kalian di episode kali ini? rupanya Woo Jin sudah mulai agak cemburu dengan Seori selain itu juga mulai perhatian ya guys. Untuk bagian 2 Sinopsis Thirty But Seventeen 1-40 bisa klik di sini ya. Jangan lupa untuk di bagikan ya sinopsisnya.