Sinopsis Thirty But Seventeen (STILL 17) Episode 22 Bagian 2
Sinopsis Thirty But Seventeen (STILL 17) Episode 22 Bagian 2
Penulis Sinopsis :
Dewi Chan
Mereka melanjutkan perjalanan pulang, saat itu juga
Jernnifer menjelaskan menganai hujan “ Saat gerimis, ukuran diameter air hujan
sekitar 2 sampai 7 milimeter. Ukurannya lebih tebal daripada hujan biasa. Melihat air hujannya, ku rasa akan reda”.
Bagaimana kau bisa tau hal sepert ini? Jennifer kamu tahu segala hal. Tanya Seori
penuh dengan ke kaguman.
“aku hanya membacanya di sebuah buku”
“Kamu punya banyak buku di kamar. Kamu pasti suka baca buku”
“aku sebenarnya tidak membaca hanya karena suka membaca”
Jennifer jadi teringat dengan peristiwa masa lalunya jika
pada saat itu dia sedang mengalami kondisi yang sang terpuruk. Kebetulan saat
itu ia berada di perpustaakan. Jennifer beristirahat disana dan melihat pelajar
yang di sebelahnya sedang asyik membaca buku. Paristiwa itu ia lwati dengan
membaca berbagai buku “aku hanya membaca hurufnya saja. aku terus membaca
apapun yang ada di depanu, dan menghabiskan waktu tanpa memikirkan hal lain”
Jelasnya.
Tak lama kemudian Jennifer menerima sms dari grup Orkestra
yang berisi ‘Sregam untuk konser dengan atasan putih dan bawhan hitam, agang
terlalu banyak memakai aksesoris, usahakn memkai sesuatu yang sederhana dan
rapi’. Jennifer melihat rambut Soeri dan langsung mengajaknya ke salon. Tak lupa
Soeri berterimakasih atas perawtan salon yang diberikan oleh Jennifer. “Shearunya
aku potong ramut dengan uangku. Kamu juga habis potong rambut? Tapi rambutmu
terlihat sama” ujar Seori.
“Tidak detail hal yang berbeda. Aku tidur duluan demi hari
yang bersemnagat besok”.
Sementara itu Chan baru sampai rumah dan melihat penampilan
Seori yang tampak berbeda “ Hei, rambut bibi.. Bibi terlihat sangat cantik!”
puji Chan. “Jennifer mengajakku ke salon rambut karena aku mau konser. Ngomong-ngomong
kau masih berolahraga mesiki sekarang hari munggu?”
“kompetisi sebentar lagi”
“aku cemas karena kamu terlihat begitu memaksakan diri.”
“aku ingin sedikit lebih cepat”
“Lebih cepat? Kau harus sering berlatih olahraga supaya
perahumu lebih cepat melaju”
“hmmmm selamat tidur”
Sementara itu Presdir Byun menyetujui rancangan tata
panggung yang dibuat Woo Ji. Langkahnya hanya meminta persetujuan dari Rin Kim untuk
memulainya. Pak Byun izin sebentar untuk mengankat telpnnya. Tapi, yak lama
kemudian petugas parki rmemanggil pemilik mobil nomoe 4885, ternyata punya Pak
Presdir Byun. “Biarkan aku saja yang memberikannya” Pinta Woo Jin.
Akan tetapi, Woo Jin tak sengaja mendnegarpercakapan rencan
abusuk dari Byun. Ketika mereka kembali berkumpul Oo Jin menyampaikan
kekesalannya “Sebaiknya Anda tak melakukan hal yang akan Anda sesali”Bentaknya.
“spertinya ada yang kau sampaikan kepadku. Apa yang mau kamu sampaikan?”
“Ku rasa Anda tau maksudku!”
“kamu sudah gila ya? Ku rasa kita sedang tak beserla untuk
berdiskusi. Kiata akn bica nanti! Ujar presedir Byun berjalan pergi
meninggalkan ruangan.
Berbeda dengan Rin Kim yang sedang mengadakan sesi
wawancara. Rin Kim dibuat bingung dengan pertanyaan wartawan menyinggung soal
anggot baru di tim Orkestra.
Hal ini tekuak ternyata presedir Byun hanya memanfatkan
kisah hidup Seori sebagai onjek yang mnarik perhatian penonon, sehingga
tiketnya laku terjual. Setibanya dikantor tanpa menjelaskan alasannya Woo Jin
langsung memarhai Soeri dan melarangnya untuk tampil di festival. “Acara itu
menyulitkanku, kmau akan membuat perusahaan dalam masalah karena latiahan
orkestamu dan lainnya!” dumel Woo Jin.
“Gong Woo Jin! Kenapa tiba-tiba? Kita sudah beres mendesain
panggung untuk konser dan itu berkat ide Seori”
“Bukankah dia seharunya bekerja untuk kita sampai festival
usai? Apa festivalnya sudah usai?”
“Kenapa dadakan sekali?”
“Aku sudah bilang, ini akan menyebabkan malah di kantor,
kamu harus membatalkannya!”
“Aku tak melakukan apa pun untuk mengganggu pekerjaan
Chaeum. Aku datang pagi untuk mengerjakan tugasku karena tak mau mmebuat
masalah gara-gara latihan. Aku melakukan yang terbaik dalam membuat konser
klasik. Kamu bilang aku sangat mebantu. Apabial belum cukup, aku akan bekerja keras
dan datang lebih pagi lagi melakukan apa yang kau mau meskipun harus kurang
tidur. Aku gak paham, kamu kok bisa mengatakan dadkan gini. Aku gak ngerti”
“Aku tidak peduli kamu mengerti atau tidak, pokoknya harus
berhenti!”
“Tidak! Aku gak bisa behenti begitu saja, aku harus
berlatih!”
Seori langsung pergi meninggalkan Woo Jin dengan
tergesa-gesa, walay sempat terduduk lesu karena bingung dengan keadaan saat
ini. Sedangkan Woo Jin hanya bisa menatap lirih saja. kemudian Hee Su
meghampiri Woo Jin untuk mencari penjelasan yang sebenarnya “Ada apa? Woo Jin
yang ku kenal selama dari 10 tahun tak seperti ini. Pasti ada aslasannya,
ceritakan saja padaku. Akau harus tau apa meinta maaf atau membatalkan proyek
in!?” Woo Jin tak menjawab hanya diam saja, Hee Su melanjutkan petanyaannya “Baiklah.
Cukup jawab pertanyaan ini. Ada alasannya atau tidak?”
“Ada”
“Ya, tentu saja. kamu tidak gila, beritahu alasaannya apa
biar masuk akal?”
“iya” jawab ingkat Woo Jin
“Baiklah, aku tak akan menyakan lagi karena tahu kamu gak
bakal jawab. Tapi aabila aku tak mengerti setelah mempelajari alsaannya,
tamatlah kamu!”
“Baiklah”.