Sinopsis Singkat Drama Korea "He is Psychometric" Episode 1 Part 1
Sinopsis Drama Korea "He is Psyhcometric" Episode 1
Episode 1 Part 1
Pada pukul 07:15 pm, 3 Desemebr 2005 tepatnya di Komplek
Apartemen Yoengsoeng nampak spanduk yang berisi tentang jika penghuni harus
mengatur parkir mobilnya supaya mobil pemadam kebakaran bisa melaluainya. Keberadaan
spanduk iu membuat tiga ibu-ibu yan protes dengan penjaga aparteman karena
membagikan selebaran tanpa perserujuan para penghun apartemen.
Petugas itu bernama Pak Yoon Tae Ha. Padahal ia usdah
memeperingatkan para peghuni agar tidak mmeblok jalan untuk pemadam kebakaran. Tapi,
ada ibu menor yang masih protes. Dia juga penuduh Pak Yoon jika telah
memebritahu seluruh dunia kalu kompleknya memelki parkir yang snagat buruk. Pak
Yoon pun mencoba untuk menjelaskan kepada ibu-ibu bahwa dia sudah melakukan
segalanya untuk memeriksa sistem keamanan kebakaran. Sebanarnya maalah ini di
sebbakan oleh para penghuninya yang kacau. “Kacau?”
Terjadilah perdebatan yang tak bisa terhindarkan,
sampai-sampai keduany akesal dan meninggalkan tempat tersebut. Seorang wanita
memgenakan topi hitan dan menutupi sebgaian wajahnya keluar dari salah satu
unit apartemen sambil memeluk tas. Ia pun tutun lewat atanga darurdat. Namun,
kettika membuaka pintu tangga ia melihat sesuatu yang membuatnya tekejut. Kemudian
ia besembunyyi di baik tembok.
Sedangkan di unit apartemen, ada seorang anak laki-laki yaitu
Lee An yang merengek sambil meminta pada ibunya untuk di beliakan anak anjing
sebagai hadiah ulangtahunnya. Sampai gulng-guling di lantai. Untuk menenangkannya,
ibunya memberikan boneka anjing. Karena tak sesuai dengan keinginan Lee An pun
kesal. Dia tetap bersikeras menginginkan anak anjing yang asil bisa menggonggong.
Ibunya meminta untuk memilih hadiah yang lain saja. Tapi Lee An tetap teguh
pada pendiriannya.
Terilihat sebuah kalender yang bertanggal 17 Desember. Ayah
lee An keluar dari kamar langsung menyurh istrinya untuk menuruti permintaan
Lee An. Ia langsung memeluk Lee An. Lee an terlihat sangat sennag karen aada
yang mendukungnya. “Memangnya kamu mau membersihkannya? Memberi makan?
Mengajaknya jalan-jalan dan memandikannya? Tanya ibunya untuk meyakinkannya. “Aku
akan melakukan semuanya” Jawab Lee An. Dilanjut dengan pertanyaan dari ayahnya “Bagaimana
kalau hadiah yang lainnya saja? kamu boleh minta appaun kecuali anak anjing”. Dengan kepolosannya Lee An pun mengutarakan
permintaanny salain anak anjing “ Kalau begitu aku mau adik!”. Mendengar
permintaan yang sedikit nyleneh mereka salig berpandangan, buru-buru menelpon
toko hewan. Kemudian ayah menyuapinya dengan sebutir permen.
Berbeda dengan Ibu menor tadi telah kedatanga tamu. Namun,
tamu itu hanya diam saja ketika ia bertanya “Ada yang bisa saya bantu, Pak?”. Bukannya
menjawab pertanyaan dari bu menor, ia malah langsung menusuk perutnya hingga
mengeluarkan darah yang banyak. Ibu menor kesakitan dan berkata “Nyonya? Ya
Tuhan! Oh, Tidak!” (apa dia perempuan ? bukan lakik-laki?).
Sedangka keluarga Lea An keluar dari apartemen untuk
membeilakan Lee An anak anjing. Ibuny abertanya pada Lee An tentang sebuah
benda. Lee An pun menjawabnya “Tidak tahu apa, lihat saja di gambarnya”. Haripun
semakin larut mnunjukan pukul 7 malam lebih 21 menit.
Sebalumnya pada pukul 7 malam lebih 19 menit terlihat meja
makan dengan ketiga cangkir yang berisi cairan merah. Ibu-ibu rumpi tadi
tergeletak di lantai dengan luka di perutnya. Kemudian datang seseorang yang
memakai baju hitam, tipi hitam dan sarung tangan hitam. Dia mengambil satu
cangkir lagi dari lemari langsung menuangkan cairan merah ke cnagkir dan
meletakkannya di meja makan. Dia kemudian memutuskan sesuatu entah itu pipa
kamar mandi atau pipa gas. Kemudian meletakkan korek api ke microwave dan
mengatur waktunya.
Lee An dan orangtuanya sedang berada di dalam lift tiba-tiba
salah satu lantau apartemen itu meledak dan terbakar. Lampu lift mati, lagsung
membuat Lee An merasa ketakutan. Ayahnya berusah untuk meminta bantuan dengan
berbicara di intercom yang ada di lift. Semua penghuni apartemen berlarian
untuk turun dari apartemen menyelamatkan diri. Usaha ayah Lee An tak si-sia
pintu lift sedikti terbuka. Dia langsung mememgang kkai seorang pelajar
laki-lkai yang kebetulan lewat. Dia memnintanya untuk membawa Lee An, namun si
pelajar hanya terdiam.
Kemudian Pak Yoon datang dengan sigap membantu mengeluarkan
Lee An dari lift. Pelajar itu pergi begitu saja, tapi ketika sampai di tangga
darurat dia berubah pikiran. Setelah Lee An berhasil di keluarkan sayangnya
penyangga lift putus langsung anjlok ke bawah. Lee An langsung menangis dan
berteriak “ Ayah........Ibu.....”, tak percaya membuatnya mainannya terjatuh.
Mobil pemadam kebakaran datang dengan suara sirine yang
khasnya.
Di lantai atas Lee An hanya dengan si pelajar. Pai semkain
menyebar keman-mana mereka rak bisa keluar dari apartemen. Sementara Lee An
terlihat sangat lemas karen amneghirup banyak asap. Pelajar pun beripikir untuk
menyelamatkan Lee An, melihat kondisinya yang tak bisa bertahn lama lagi. Akhirnya
ide gilanya memberanikan diri untuk meloncat dari aprtemen sambing menggendong
Lee An. Mereka jatuh tepay di atas sebuah mobil putih. Orang-orang meliahat
dari bawah berteriak terkejut. Terlihat darah yang mulai mengalir deras dari
kepalanya hingga warnanya terlihat jelas di atas mobil yang berwara putih.
Saat itu Lee An tersadar mmebuka matanya sebentar melihat badge nama pelajar di bajunya. “Kang
Sung Mo” Lee An memejamkan matanya.
Sebelas tahun kemudian, Lee An tumbuh dewasa menjadi seorang
pelajar. Masuk di NFS (Badan Forensik Nasional). Terilihat ia sedang memejamkan
matanya, meyentuh pintu ruang mayat. Seketika ia seolah bisa meliahat apa yang
terjadi pada mayat yang ada diruangan. “Pyschometric, berasal dari bahasa
yunani yaitu ‘psyche’ yang berarti jiwa, dan ‘metron’ yang berarti ukuran. Kemampuan
untuk mengukur dan mnginterpretasikan jiwa orang atau suatu objek.”
Detektif Eun Ji Soo berjalan bersama petugas forensik Sa
kang di koridor. “apa kamu bilang?Psychometry? detektif Eun, amu bercanda?”
tanya Kang. “tak ada kamera keamanan. Air dan debu mmebuatnya kacau. Kita tak
bis amenmukan bukti yang di tinggalkan pelau. Aku benar-benar kehilangan akal. Memangnya
aku masih bisa bercanda? Terang Eun Ji. “jadi anak itu menyentuh mayat dan
dengan psycometrynya atau apalah itu dia bisa menjukkan siapa pelakunya. Bocah itu
ada disini?” kata detektif Kang. “dia mungkin tak melihat pelakunya. Tapi dia
akan melihat sesuatu. Tidak! Dia harus melihat sesuatu sebelum jaksa Kang
datang.”
Jaksa Kang Sung Mo sedang memeriksa TKP kebakaran.
Saat itu juga Ji Soo dan Sa Kang masuk ke kmar mayat. Lalu menghampiri
Lee An. Mereka melihat korban dari kebakaran di Rumah perwatan Hanmin. Eunji
memapakarkann jika korban meninggal karena mati lemas. Semnatara tig ayang
lainnya yang di depan mereka meninggal karena
luka tusuk yang dalam di perut bagian kanan. Eunji memulai pembicaraan dengan
bertanya pada Lee An “ Jadi apa kamu bisa melakukannya?” “Nona tak perlu ragu”
Jawab Lee An sedikit sombong. Sebelum menyentuh mayat Lee An melemaskan jari
tangannya. Ternyata mereka bukan di rumah sakit.
Dilanjut dengan menyentuh
kepalanya, dalam penglihatnnya dia meliaht ruangan dengan banyak bangkar yang
terbakar.
“Di ruangan penuh api dan asap. Kita tahu meraka di bunuh
sebelum pemakaran. Jadi ini tak berarti apapun. Aku perlu petunjuk yang lebih
jelas” dalam hati Lee An. Kemudian Lee An melihat wanita dengan rambut sebahu. “Siapa
dia? Korban atau pelaku kejahatan?” terlihat nama Yoo Eun Ok dan angka-angka.
Lee An membuka matanya sedangan eunji dan Sa kang meilihatnya dengan penuh
harapan.
Sung Mo sudah tiba di NISI. Dia memasuki lift. Lee An
menjelaskan kembali jik tepat sebelum korban meningga, mereka meihat angka.
Eunji respec mengambil notebook dan puppen lalu mencatat angka yang disebutkan
Lee An. 75A, 80B, dan 85C. Sa kang mempredisikan nomor yang di sebutkan Lee An “
Itu semua kombianasi nomor surat. Pasti ada sebuah pola”. “Aku pikir tiak. Mungkin
ini pesan kematian. Bagaiman kalau pelaku sengaja mengatur kebakaran untuk
merusak pesan kematia’ Saut Lee An. “Kita harus menemukan arti dari angka-angka
tu” Kata Sa Kang “Itulah tugas kalian untuk menemukannya” ucap Lee An.
Dia lalu berbisik pada Eunji “Nona, apa kamu berfikir jika
akau sudah cukup bagus untuk jadi psychometrist di unit investigasi khusus?”. “Apa?
Apa yang kau pikirkan?” tanya balik Eunji sambil sibuk memikirkan sendiri. Lee
An berpura-pura sedih.Dia tak paham tantang arti pepatah ‘kekuatan yang besar
akan mendatangkan tanggungjawab yang besar juga’. Lee An mengungkapakn jika
bakat yang ia meiliki itu snagat mengganggu. Dia jua=ga mengankupkan kedua
telapak tangnnya ke wajahnya lalu berjalan kesebuah bangkar dan menyandarkan
sebelah tanggnya kesana. “Aku berharap suatu saat nanti dimana aku bisa
menggunakan kekuatanku untuk sesuatu yang bermanfaat” gayanya yang sok
dramatis.
Eunji pun kesal “Hei! Apa kamu ahkan tau apa yang kamu
lihat?” Eunji sudah mengetahui jika nomor yang di sebutkan Lee An adalah nomor
celana dalam para korban yang ditemukan di TKP. Lee An bengong mendengar
pertanyaan yang di lontarkan Eunji “tidak mungkin. Kenapa dari semua hal aku
hanya melihat nomor itu?”. Ngelaknya. “Itulah yang ingin au tanyakan padamu. Aku
akan membunuhmu. Sini kau!” kesal eunji. Eunji mengajar Lee An yang langsung
berlari dan berlinding di belakang Sa Kang.
THE END Next ke Episode 1 Part 2 “He Is Psychometric"